Rayon Socrates Komisariat Universitas Pakuan Kembali mengadakan webinar dengan mengusung tema “Pluralisme dan Toleransi Budaya di Kalangan Milenial”. Webinar ini dilaksanakan pada Minggu (14/11) melalui Zoom Cloud Meeting.
Webinar ini dilaksanakan sebagai bentuk rasa peduli terutama pada hal toleransi antar umat beragama. Webinar ini dipandu oleh moderator sahabat Benny Kardia Gea selaku kader istimewa dan juga pemantik sahabat Kevin Dumanov yang juga kader istimewa sebagai representasi dari webinar kali ini. Kegiatan webinar ini diikuti oleh 65 peserta, dari kader PMII Universitas Pakuan dan mahasiswa secara umum di seluruh Indonesia.
Dalam webinar ini, pemateri awalnya menyampaikan mengenai definisi budaya dan berlanjut pada pluralisme dan toleransi budaya juga agama. Sebagai pemateri hadir sahabat Abdillah Darmabuana selaku Daya Mahasiswa Sunda Cabang Kota Bogor dan juga sahabat Zainun Nur Hisyam Tahrus selaku Biro Agama dan Hubungan Antar Umat Beragama dari Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII).
Sahabat Abdillah sebagai pemateri menyampaikan bahwa budaya adalah system gagasan rasa, sebuah Tindakan serta karya yang dihasilkan oleh manusia yang di dalam kehidupannya yang bermasyarakat . Adaptasi kebudayaan dan digitalisasi budaya menurut sahabat Abdillah yaitu “Ngindung Kawaktu Mipaba Kajaman” yang berarti bahwa kita sebagai manusia memiliki cara atau ciri keyakinan masing-masing, tidak melawan akan perubahan zaman akan tetapi mengikuti seperti adanya teknologi. Peranan milenial dalam toleransi budaya sesuai dengan quotes yang menjadi ciri khas kota bogor yaitu “DI NU KIWARI NGANCIK NU BIHARI SEJA AYEUNA SAMPEREUN JAGA” yang memiliki arti bahwa segala hal di masa kini adalah pusaka di masa silam, dan ikhtiar hari ini adalah untuk masa depan. Apa yang kita nikmati sekarang akan diwarisi untuk generasi berikutnya. Oleh sebab itu generasi-generasi milenial sekarang harus mempunyai terobosan-terobosan yang bisa membawa kebaikan ataupun kemaslahatan kedepannya karena akan diwarisi kepada generasi selanjutnya.
Sahabat Zainun Nur Hisyam Tahrus sebagai pemateri menyampaikan hal terkhusus pluralisme, ia menyampaikan bahwa pluralisme memandang ada common values/beliefs yang bisa dibangun antar kelompok. Pluralisme berlaku pada ranah integrasi dan inklusivitas kehidupan social-budaya, bukan peleburan keyakinan individu/kelompok.
Berdasarkan data dari tirto.id ada 10 kota terbawah dengan skor toleransi terendah di Indonesia, Kota Bogor menjadi nomor pertama dengan skor 5.21. Peristiwa terkait intoleran yang terjadi di bogor salah satunya yaitu terkait Diskriminasi Ahmadiyah, Regulasi yang diskriminatif dan Pembiaran kelompok-kelompok intoleran-radikal, tentunya hal ini patut disayangkan. Menurutnya sikap yang bisa dilakukan seorang muslim terhadap pluralism itu ada dua, yakni berkaitan dengan keimanan kepada Allah meyakini bahwa akidah islam adalah akidah yang benar dan memiliki perbedaan fundamental dengan agama yang lain dan juga berkaitan dengan kehidupan social-budaya yaitu islam memberikan kebebasan dalam memilih dan memerintah bermuamalah dengan baik.
Dengan adanya webinar tersebut Rayon Socrates berharap, webinar ini dapat meningkatkan rasa toleransi terhadap antar umat beragama khususnya di PMII Universitas Pakuan sendiri.
- Pluralisme dan Toleransi Budaya di Kalangan Milenial - 15 November 2021
- Konflik Agraria dan Kesejahteraan Masyarakat - 1 Oktober 2021
- Perjanjian Pra Nikah Di Mata Hukum - 11 September 2021