`
1. Katrakter Supervisor Guru
a. Memiliki Semangat Tinggi Dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran
Modal utama bagi saya yang ingin menjadi supervisor yang baik adalah memiliki gairah dan semangat positif untuk menggapai apa yang diinginkan perusahaan. Mulai dari bertanggung jawab pada setiap tugas yang diberikan, memahami budaya mengajar & mendidik di sekolah, hingga patuh pada setiap peraturan yang ditegakkan dalam sekolah tersebut.
b., Berpenampilan Penuh dengan Keyakinan
Supervisor yang baik harus memiliki keyakinan dalam setiap pekerjaan yang sudah dan akan dikerjakan olehnya. Bukan justru selalu ragu pada setiap pengambilan keputusan yang akan diambil. Hal ini berhubungan langsung dengan tugas seorang supervisor, yaitu memecahkan masalah yang sedang terjadi.
c. Mampu Menyampaikan dan Menerima Informasi dengan Jelas
d. Kemampuan Manajemen Waktu dan Prioritas
e. professional dalam bekerja
2, Supervisi Pendidikan Supervisi secara etimologis berasal dari bahasa inggris “to supervise” atau mengawasi. Menurut Merriam Webster’s Colligate Dictionary disebutkan bahwa supervisi merupakan „A critical watching and directing”. Supervisi ialah suatu aktifitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan secara efektif
Fungsi Supervisi pendidikan Fungsi utama supervisi pendidikan ditujukan pada perbaikan dengan meningkatkan situasi belajar mengajar. Sehubungan hal tersebut diatas, maka piet A. Sahertian memberikan 8 fungsi supervisi sebagai berikut:
a. Mengkoordinir semua usaha sekolah.
b. Memperlengkap kepemimpinan sekolah.
c. Memperluas pengalaman guru-guru.
d. Menstimulasi usaha-usaha yang kreatif.
e. Memberi faslitas dan penilaian yang terus-menerus.
f. Menganalisis situasi belajar-mengajar.
g. Memberikan pengetahuan ddan keterampilan kepada setiap anggota staf h. Memberikan wawasan yang lebih luas dan terintegerasi dalam merumuskan tujuan-tujuan pendidikan dan meningkatkan kemampuan mengajar guru-guru
3, Permasalahan
Prestasi Guru-guru di Sekolah Pakuan 1 kurang optimal. Sekolah ini sudah berdiri selama 20 tahun, namun tidak ada seorangpun guru yang mempunyai prestasi dari segi akademik maupun akademik. Jumlah murid disekolah tersebut stag dan tidak pernah ada penambahan. Berbagai complain dari pihak orangtua terjadi
Hal Yang Melatarbelakanginya :
1. 1. Tidak adanya manajemen sekolah yang baik dari kepala sekolah untuk mengayomi dan mengingatkan guru agar senantiasa meng-upgrade skill kemampuan mendidik & mengajar karena itu penting.
2. 2. Tidak adanya ajakan kepala sekolah untuk sama-sama saling memajukan sekolah dengan meningkatkan kualitas guru-guru di sekolah, membangun fasilitas belajar yang efektif & efesien contohnya : Bangunan Gedung sekolah, perpustakaan, tempat belajar & bermain untuk anak, kamar mandi yang bersih, lapangan untuk upacara atau kegiatan ekstrakurikuler, website sekolah, lab computer karena Pendidikan sekarang sudah memasuki 4.0 menuju 5.0
3. 3.Tidak tegasnya & professional kepala sekolah terhadap guru-guru yang masih minim kualitasnya dalam segi mengajar membuat RPP, Silabus ataupun Teknik metode pembelajaran yang dikuasai. Seharusnya dilatih dan di ayomi agar selalu mengikuti workshop, seminar, rapat KKG dll
4. perangkat pembelajaran yang diperlukan dalam mengelola proses belajar mengajar dapat berupa silabus, RPP, Lembar Kegiatan Siswa (LKS), Instrumen Evaluasi atau Tes Hasil Belajar (THB), serta Media Alat Peraga pembelajaran”. Jadi, Perangkat Pembelajaran dapat diartikan sebagai alat kelengkapan yang digunakan untuk membantu pembelajaran. Pada penelitian ini perangkat pembelajaran yang digunakan terdiri dari silabus, RPP dan LAS.
4.Unsur-Unsur Strategi Pembelajaran
Kegiatan belajar merupakan suatu proses penyampaian informasi oleh fasilitator yaitu guru kepada sasaran kegiatan tersebut yaitu siswa. Dalam menyampaikan informasi tersebut diperlukan suatu strategi supaya informasi yang diberikan dapat diserap oleh siswa secara maksimal. Dalam pembuatan strategi informasi yang dikumpulkan dan meghasilkan rencana yang efektif untuk menyajkan pengajaran bagi siswa. Dalam hal ini diperlukan kemampuan untuk menggabungkan teori pelajaran dengan pengalaman mengenai peserta didik dan tujuan pembelajaran. Dalam pembuatan strategi pembelajaran ini Dick dan Carey menjelaskan ada empat elemen strategi pembelajaran:
1. Rangkaian/keurutan dan pengelompokan konten
2. Komponen belajar
3. Pengelompokan peserta didik
4. Pemilihan media dan sistem pengajaran
Secara lebih rinci akan dijelaskan di bawah
Rangkaian/keurutan dan pengelompokan konten
Rangkaian/keurutan konten
Ini merupakan komponen pertama yang harus dilakukan dalam pembuatan strategi pembelajaran. Dalam elemen ini pengajar mengelompokan konten yang merujuk pada keurutan sistem. Pengelompokan dimulai dari yang rendah ke tinggi. Dimulai dari kiri ke kanan semakin meninggi tingkatannya.
Pengelompokkan Pembelajaran
Hal yang tak kalah pentingnya dengan elemen nomor satu ini adalah pengelompokkan pembelajaran. Disini pengajar diminta untuk mengelompokkan kegiatan. Apakah akan menyampaikan informasi dalam satu waktu atau mengelompokkan beberapa tujuan pembelajaran yang saling berkaitan. Untuk menentukan hal itu perlu diperhatikan:
a. Tingkat usia para peserta didik
b. Kompleksitas materi
c. Jenis pembelajaran yang berlangsung
d. Seberapa bervariasimya kegiatan pengajaran
e. Jumlah waktu yang diperlukan untuk menyampaikan tujuan
Komponen Belajar
Elemen berikutnya adalah penjelasan tentang komponen pembelajaran untuk seperangkat beba pembelajaran. Mengajar merupakan hal yang disengaja dirancang sedemikian rupa guna untuk penyampaian informasi dari guru ke siswa untuk mendukung proses pembelajaran internal.
a. Mendapatkan Perhatian
Untuk mendapatkan perhatian dari siswa ini tidak mudah namun tidak sulit. Akan menjadi mudah jika guru sudah tahu benar apa yang disukai siswa dan akan menjadi sulit ketika guru tidak tahu tentang siswanya. Cara untuk mendapatkan perhatian ini bisa dengan cara pemutaran video yang berhubungan dengan materi pelajaran yang sedang disampaikan atau dengan memakai pertanyaan menyelidik sepeti: “Apa yang menyebabkan benda jatuh selalu kebawah?” hal ini akan menarik keingintahuan dari para siswa dan pada akhirnya siswa akan berminat dalam mengikuti pelajaran. Selain itu John Keller menjelaskan bagaimana memotivasi siswa agar menjadi tertarik ke bahan ajar, yaitu dengan model motivasi ARCS( Attention = perhatian, Relevance = relevan, Confidence = keyakinan, Satisfaction = (kepuasan)
a) Attention (perhatian) : mendapat perhatian dari siswa merupakan prasyarat dalam kegiatan belajar mengajar. Mendapatkan perhatian mungkin akan mudah namun mempertahankannya mungkin akan lebih sulit
b) Relevance (relevan) : bagaimana membuat pengajaran menjadi relevan dengan kebutuhan peserta didik baik di masa kini maupun di masa yang akan datang, mungkin dengan menggunakan kata-kata “Kalian akan membutuhkna ini di masa yang akan datang” karena siswa yang muda kebanyakan bersifat acuh dan tidak mau tahu di masa yang akan atang yang penting masa kini.
c) Confidence (keyakinan) : keyakinan akan menambah daya dobrak peserta didik dalam belajar akan semakin tinggi. Membuat sebuah keyakinan bahwa usaha dan hasil yang di peroleh siswa merupakan hasil dari kerja kerasnya bukan merupakan suatu keberuntungan semata.
d) Satisfaction (kepuasan) : Orang akan lebih percaya diri jika dibuat sadar akan tugas dan hadiah dari kesuksesan.
b. Menginformasikan Tujuan Pembelajaran Kepada Peserta Didik
Siswa perlu diberitahukan tentang tujuan pembelajaran. Hal ini digunakan untuk mengetahui apakah pembelajaran dari siswa sudah sesuai dengan tujuan atau belum. Dalam beberapa kasus mungkin tidak perlu diberitahukan tujuan pembelajarannya karena siswa sudah tahu sendiri seperti dalam pelajaran sepakbola tentu siswa akan tahu tujuan dari pelajaran itu adalah agar mereka mampu untuk bermain sepakbola. Namun ada juga yang harus diberitahukan ke siswa tujuan dari pembelajaran yang akan dilakukan.
c. Merangsang pengulangan kembali sebagai prasyarat belajar
Melakukan pengulangan kembali sebagai pengantar materi yang baru akan berdampak positif bagi siswa. Dengan pengulangan kemampuan mengingat siswa akan meningkat. Pengulangan ini dilakukan dengan cara siswa disuruh menuturkan kembali apa yang telah dia pahami pada materi sebelumnya untuk kemudian guru akan memberikan jembatan untuk menuju ke materi berikutnya.
d. Menyajikan material ajar
Peristiwa ini terjadi ketika ada informasi baru yang akan disampaikan ke siswa. Misalnya ada fakta-fakta baru yang terdapat dalam materi baru maka fakta tersebut harus dikomunikasikan ke peserta didik dalam berbagai bentuk. Jika mereka harus belajar ketrampilan motorik, maka keterampilan tersebut harus dilakukan. Hal ini penting sebab rangsangan yang disajikan dengan tepat merupakan bagian dari peristiwa pembelajaran. Misalnya dalam mata pelajaran bahasa inggris siswa diminta untuk menjawab pertanyaan dalam bahasa inggris maka tidak perlu guru memberikan pertanyaan dalam bahasa Indonesia ataupun menuliskannya dalam bahasa Inggris. Jika menggunakan rangsangan yang kurang tepat guru akan berakhir dengan mengajarkan keterampilan yang salah.
Elemen yang penting dalam mengajar adalah menyajikan contoh dan non-contoh. Dimana contoh adalah hal yang berkaitan dengan materi ajar sementara non-contoh adalah sesuatu yang tidak ada keterkaitannya dengan konsep materi yang akan disajikan.
e. Menyediakan Bimbingan Konseling
Bimbingan konseling merupakan komunikasi antara siswa dengan guru dalam tujuannya untuk membantu membimbing siswa dalam menghadapi masalah kaitannya dalam belajar. Siswa menceritakan masalah belajar yang dihadapinya sementara guru semestinya memberikan saran dan masukkan guna mengatasi masalah tersebut.
Terkadang ada siswa yang sama sekali tidak memerlukan masukkan dalam bimbingan konseling karena sudah bisa mengatasi masalahnya sendiri namun ada juga siswa yang setres bila tidak diberi bimbingan konseling dalam menghadapi masalahnya. Maka dari itu guru harus berperan penting disini dalam memberikan bimbingan konseling agar siswanya tidak terjadi setres.
f. Membangunn kinerja (praktik)
Peristiwa berikutnya adalah bagaimana siswa dalam mempraktikkan apa yang telah dia pelajari dalam materi yang diajarkan. Praktik pertama biasanya akan sama persis dengan materi yang telah disampaikan untuk kemudian dalam praktik berikutnya akan ada pengembangan-pengembangan yang lebih luas dari materi.
Praktik-praktik harus mencakuo unsur-usur:
a) Harus jelas menentukan format praktik dan sifat respon siswa
b) Harus relevan dengan tujuan
c) Harus mendapatkan kinerja yang tepat sesuai yang dinyatakan dalam tujuan
d) Harus menghadirkan ketentuan yang tepat sebagaimana dinyatakan dalam tujuan
e) Praktik secara individual maupun kelompok perlu dilakukan
f) Praktik harus diberikan sesering dan segera setelah instruksi dilakukan
g. Memberikan Umpan Balik
Peserta didik tidak hanya dibekali dengan keterampilan praktik namun juga harus diberikan umpan balik atas kinerja yang mereka lakukan. Umpan balik dapat berupa lisan, tulisan, maupun komputerisasi. Umpan balik berguna bagi siswa untuk mengetahui bagaimana kinerjanya untuk kemudian akan di tingkatkan lagi bila belum memuaskan dan untuk dipertahankan apabila sudah sangat memuaskan. Umpan balik yang baik harus mencakup unsur-unsur:
a) Harus memberikan komentar tentang komentar kinerja peserta didik
b) Harus diberikan sesegera dan sesering mungkin
c) Jika memungkinkan, berikan kesempatan kepada siswa untuk mengoreksi kesalahan mereka sendiri
d) Harus mempertimbangkan penggunaan umpan balik; pengetahuan tentang hasil, pengetahuan tentang hasil yang benar, analisis (berkaitan dengan kriteria), dan pemberian motivasi (reinforcement)
h. Menilai Kinerja
Dalam peristiwa ini guru memunculkan kinerja dari peserta didik untuk menentukan apakah pembelajaran yang diinginkan telah terjadi. Siswa dinilai untuk menentukan apakah instruksi tersebut telah memenuhi rencana tujuan juga untuk mengetahui apakah setiap siswa telah mencapai tujuan yang diinginkan atau belum.
i. Meningkatkan Retensi dan Transfer
Banyak orang merasa bahwa ketika sudah test proses pembelajaran itu juga selesai. Namun sebagai langkah terakhir adalah dengan mengetahui bagaimana cara mengimplementasikan apa yang dipelajari dalam proses belajar mengajar itu di dalam kehidupan nyata. Siswa kebanyakan akan bingung ketika harus mengimplementasikan pelajaran yang telah dipelajari ke kehidupan dunia nyata meskipun nilai dalam pelajarannya bagus. Cara terbaik untuk membantu dalam retensi dan transfer adalah menyediakan konteks yang berarti untuk menyajikan pengajaran. Ciptakan sebuah “ruang kelas” lingkungan belajar yang mendekati konteks dunia nyata sedekat mungkin, sehingga ketika peserta didik masuk ke dunia nyata, perubahannya tidak akan terlalu besar.
Dari bahasan mengenai “sembilan peristiwa pembelajaran” diatas dapat kita catat bahwa masing-masing peristiwa berkaitan dengan proses pembelajaran internal.
Peristiwa Pengajaran |
Hubungan dengan Proses Belajar |
a. Mendapatkan perhatian |
Penerimaan pola impuls/rangsangan saraf |
b. Menginformasikan tujuan kepada siswa |
Mengaktifkan proses kontrol |
c. Merangsang mengingat kembali sebelum belajar |
Mengulang kembali pembelajaran sebelumnya agar ingatan bekerja |
d. Menyajikan materi |
Menekankan ciri-ciri untuk persepsi selektif |
e. Memberikan bimbingan belajar |
Pengkodean semantik; isyarat untuk mengulang kembali |
f. Memunculkan kinerja |
Mengaktifkan pengorganisasian respons |
g. Memnberi umpan balik |
Membangun reinforcement/penguatan |
h. Menilai kinerja |
Mengaktifkan retrieval; memungkinkan penggunaan penguatan |
i. Meningkatkan retensi dan transfer |
Memberikan isyarat dan strategi untuk retrieval |
Pengelompokkan Peserta Didik
Unsur berikutnya dari strategi pembelajaran adalah deskripsi tentang bagaimana siswa akan dikielompokkan dalam pembelajaran. Hal utama yang dipertimbangkan adalah apakah ada persyaratan untuk interaksi sosial yang secara eksplisit dinyatakan pada tujuan, di lingkungan kinerja, dalam komponen tertentu pembelajaran yang direncanakan, atau dalam pandangan pribadi.
Refrensi :
1.https://profdikguru.blogspot.com/2015/05/unsur-unsur-pembelajaran.html
2. http://repository.radenintan.ac.id/75/7/BAB_II.pdf