Sumber Gambar : Google.com
Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang untuk menerima, menilai, mengelola, serta mengontrol emosi dirinya dan orang lain di sekitarnya. Dalam hal ini, emosi mengacu pada perasaan terhadap informasi akan suatu hubungan.
ada beberapa jenis-jenis Kecerdasan Emosional (Emosional Quotient)
1.Kecerdasan intelektual
(bahasa Inggris: intelligence quotient, disingkat IQ) adalah istilah umum yang digunakan untuk menjelaskan sifat pikiran yang mencakup sejumlah kemampuan, seperti kemampuan menalar, merencanakan, memecahkan masalah, berpikir abstrak, memahami gagasan, menggunakan bahasa, daya tangkap, dan belajar. Kecerdasan erat kaitannya dengan kemampuan kognitif yang dimiliki oleh individu. Kecerdasan dapat diukur dengan menggunakan alat psikometri yang biasa disebut sebagai tes IQ. Ada juga pendapat yang menyatakan bahwa IQ merupakan usia mental yang dimiliki manusia berdasarkan perbandingan usia kronologis.
2.Kecerdasan emosional
(bahasa Inggris: emotional quotient, disingkat EQ) adalah kemampuan seseorang untuk menerima, menilai, mengelola, serta mengontrol emosi dirinya dan orang lain di sekitarnya.Dalam hal ini, emosi mengacu pada perasaan terhadap informasi akan suatu hubungan. Sedangkan, kecerdasan (intelijen) mengacu pada kapasitas untuk memberikan alasan yang valid akan suatu hubungan. Kecerdasan emosional (EQ) belakangan ini dinilai tidak kalah penting dengan kecerdasan intelektual (IQ). Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa kecerdasan emosional dua kali lebih penting daripada kecerdasan intelektual dalam memberikan kontribusi terhadap kesuksesan seseorang.
EQ (Emotion Quotient)
Berbeda dengan IQ yang mengukur tingkat kecerdasan seseorang dengan aspek kognitif, EQ berhubungan dengan aspek emosional.
Kepanjangan dari EQ adalah emotional quotient, yaitu kemampuan seseorang untuk menerima, menilai, mengelola, dan mengontrol emosi dirinya dan orang lain yang ada di sekitarnya.
Beberapa orang mengatakan kalau tingkat EQ yang dimiliki seseorang lebih penting dibandingkan dengan IQ, lo.
Orang dengan EQ tinggi dianggap akan lebih mudah untuk memahami, berempati, dan melakukan diskusi dengan orang lain di sekitarnya. Selain itu, EQ juga dianggap lebih penting karena akan membantu kita untuk lebih mudah membangun hubungan dengan orang lain dengan menggunakan emosi yang dimilikinya.
Ada lima hal utama pada kecerdasan emosional kita, nih, yaitu bisa menyadari dan mengelola emosi diri sendiri, peka terhadap emosi orang lain, bisa merespons serta bernegosiasi dengan orang lain secara emosional, dan bisa menggunakan emosi sebagai cara untuk memotivasi diri.
3.Kecerdasan Ketahanan AQ (Adversity Quotient)
AQ merupakan singkatan dari adversity quotient yang disebut juga dengan ilmu ketahanan.
Istilah ini muncul karena AQ adalah aspek yang mengukur kemampuan seseorang untuk berurusan dengan tekanan yang muncul dalam dirinya.
idak hanya tekanan, tapi AQ juga mengukur bagaimana kita menghadapi kesulitan yang ada di depan kita dan mengatasi kesulitan, nih, teman-teman.
Ada tiga tingkatan dalam AQ, yaitu quitters, campers, dan climbers yang digunakan untuk mengetahui kemampuan AQ seseorang.
Tingkat quitters atau orang-orang yang berhenti adalah ketika seseorang menyerah saat menghadapi kesulitan, tidak berusaha, dan hanya mengeluh.
Sedangkan campers yaitu orang-orang yang berkemah, adalah orang yang pada awalnya berusaha untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
Tapi di tengah jalan, ia merasa bahwa usahanya sudah cukup dan berhenti atau tidak berusaha lagi, nih, padahal kesulitan yang dihadapinya belum selesai sepenuhnya.
Lalu yang terakhir adalah tingkat climbers atau orang yang mendaki, yaitu mereka yang selalu selalu mendaki untuk bisa menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
Tujuan “pendakian” yang dilakukannya adalah untuk menemukan kebahagiaan di hidupnya.
4. Kecerdasan spiritual (bahasa Inggris: spiritual quotient, disingkat SQ) adalah kecerdasan jiwa yang membantu seseorang untuk mengembangkan dirinya secara utuh melalui penciptaan kemungkinan untuk menerapkan nilai-nilai positif.
SQ merupakan fasilitas yang membantu seseorang untuk mengatasi persoalan dan berdamai dengan persoalannya itu. Ciri utama dari SQ ini ditunjukkan dengan kesadaran seseorang untuk menggunakan pengalamannya sebagai bentuk penerapan nilai dan makna.
Kecerdasan spiritual yang berkembang dengan baik akan ditandai dengan kemampuan seseorang untuk bersikap fleksibel dan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan, memiliki tingkat kesadaran yang tinggi, mampu menghadapi penderitaan dan rasa sakit, mampu mengambil pelajaran yang berharga dari suatu kegagalan, mampu mewujudkan hidup sesuai dengan visi dan misi, mampu melihat keterkaitan antara berbagai hal, mandiri, serta pada akhirnya membuat seseorang mengerti akan makna hidupnya.
5. Kecerdasan sosial (Sosial Qoutient) adalah kemampuan untuk secara efektif menavigasi dan bernegosiasi dalam interaksi dan lingkungan sosial. Menurut ilmuwan data Ross Honeywill, kecerdasan sosial adalah gabungan dari kesadaran diri dan kesadaran sosial, evolusi keyakinan sosial dan sikap, serta kapasitas dan kemampuan mengelola perubahan sosial yang kompleks. Psikolog Nicholas Humphrey percaya bahwa kecerdasan sosial, bukan kecerdasan kuantitatif, yang mendefinisikan manusia.
Definisi pertama kecerdasan sosial oleh Edward Thorndike pada tahun 1920 adalah “kemampuan untuk memahami dan mengelola laki-laki dan perempuan dan anak perempuan, untuk bertindak bijaksana dalam hubungan manusia”. Hal ini setara dengan kecerdasan interpersonal, salah satu jenis kecerdasan yang diidentifikasi dalam teori kecerdasan majemuk Howard Gardner, dan terkait erat dengan teori pikiran. Menurut Sean Foleno, kecerdasan sosial adalah kemampuan seseorang untuk memahami lingkungannya secara optimal dan bereaksi dengan tepat untuk sukses secara sosial.
6. Kecerdasan Kreatifitas CQ ( Creativity Quotient )
Creativity adalah potensi seorang untuk memunculkan suatu yang merupakan penemuan baru dalam bidang ilmu dan teknologi serta semua bidang lainnya.
5 Ciri Kreatifitas :
-Kelancaran / kefasihan.
Kemampuan memproduksi banyak ide.
-Keluwesan.
Kemampuan untuk mengajukan bermacam-mcam pendekatan jalan pemecahan masalah.
-Keaslian.
Mampu untuk melahirkan gagasan yang original atau asli
-Penguraian
Kemampuan menguraikan sesuatu secara terperinci.
-Perumusan kembali
Kemampuan untuk mengkaji kembali suatu persoalan melalui cara yang berbeda dengan yang sudah lazim.
7. Kecerdasan moral (bahasa Inggris: moral quotient, disingkat MQ) adalah kemampuan seseorang untuk membedakan benar dan salah berdasarkan keyakinan yang kuat akan etika dan menerapkannya dalam tindakan.
Pembangunan kecerdasan moral
Terdapat 7 langkah utama untuk membangun kecerdasan (intelegensi) moral seseorang, yakni:
- Mengembangkan sikap empati (turut merasakan apa yang dialami orang lain secara mendalam), yakni dengan membentuk kesadaran dan kosakata emosional, meningkatkan kepekaan terhadap orang lain, dan mampu untuk memahami sesuatu dari sudut pandang orang lain.
- Menumbuhkan hati nurani (teguran dalam diri seseorang ketika melakukan kesalahan), yakni dengan membangun moral seseorang, memberikan ajaran kebaikan untuk memperkuat hati nurani, dan membantu seseorang untuk membedakan mana yang benar dan mana yang salah.
- Menumbuhkan pengendalian diri, yakni dengan memprioritaskan mana yang dianggap benar, selalu berupaya untuk menjadi motivator bagi dirinya sendiri, dan berpikir matang sebelum mengambil keputusan.
- Mengembangkan sikap menghormati orang lain (respect), yakni dengan memberikan contoh akan menghormati orang lain dan memberikan pendidikan sopan santun.
- Memelihara kebaikan (menunjukkan kekhawatiran mengenai perasaan orang lain), yakni dengan mengajarkan nilai dan makna kebaikan, mengembangkan sikap toleransi, serta mendorong seseorang untuk selalu melakukan kebaikan.
- Mengembangkan sikap toleransi, yaitu dengan menghormati hak dan kewajiban orang lain dengan menanamkan apresiasi terhadap keberagaman, dan tidak mudah memiliki prasangka (prejudice) akan hal tertentu.
- Mengembangkan keadilan, yakni dengan mengembangkan sikap terbuka dan berperilaku secara seimbang, tanpa membeda-bedakan sesuatu.
8.Kecerdasan buatan ( Kecerdasan Teknologi)
adalah kecerdasan yang ditambahkan kepada suatu sistem yang bisa diatur dalam konteks ilmiah atau bisa disebut juga intelegensi artifisial (bahasa Inggris: Artificial Intelligence) atau hanya disingkat AI, didefinisikan sebagai kecerdasan entitas ilmiah.
Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan kecerdasan buatan sebagai “kemampuan sistem untuk menafsirkan data eksternal dengan benar, untuk belajar dari data tersebut, dan menggunakan pembelajaran tersebut guna mencapai tujuan dan tugas tertentu melalui adaptasi yang fleksibel”. Sistem seperti ini umumnya dianggap komputer. Kecerdasan diciptakan dan dimasukkan ke dalam suatu mesin (komputer) agar dapat melakukan pekerjaan seperti yang dapat dilakukan manusia.
Beberapa macam bidang yang menggunakan kecerdasan buatan antara lain sistem pakar, permainan komputer (games), logika fuzzy, jaringan saraf tiruan dan robotika. Secara teknis, kecerdasan buatan adalah model statistik yang digunakan untuk mengambil keputusan dengan menggeneralisir karakteristik dari suatu objek berbasis data yang kemudian dipasang di berbagai perangkat elektronik.
Banyak hal yang kelihatannya sulit untuk kecerdasan manusia, tetapi untuk Informatika relatif tidak bermasalah. Seperti contoh: mentransformasikan persamaan, menyelesaikan persamaan integral, membuat permainan catur atau Backgammon. Di sisi lain, hal yang bagi manusia kelihatannya menuntut sedikit kecerdasan, sampai sekarang masih sulit untuk direalisasikan dalam Informatika. Seperti contoh: Pengenalan Objek/Muka, bermain sepak bola.
REFRENSI :
- https://bobo.grid.id/read/082084256/kecerdasan-tidak-hanya-diukur-dari-iq-ada-juga-eq-dan-aq-apa-bedanya?page=all
- https://id.wikipedia.org/wiki/Kecerdasan_buatan