Sabtu, 5 Juli 2025 – Bogor. Dalam rangkaian kegiatan orientasi Pendidikan Kader Ulama (PKU), H. Irfan Awaludin, M.Si. menyampaikan materi penting terkait sejarah, peran, dan urgensi keberadaan Majelis Ulama Indonesia (MUI) serta urgensi pembentukan kader ulama yang berkualitas di era modern saat ini.
Dalam pemaparannya, Gus Irfan sapaan akrab beliau membuka dengan menjelaskan sejarah berdirinya MUI pada tanggal 17 Rajab 1395 H atau 26 Juli 1975 di Jakarta. Organisasi ini dibentuk sebagai wadah pemersatu umat Islam Indonesia yang terdiri dari berbagai organisasi besar seperti NU, Muhammadiyah, Persis, dan lainnya. Ketua umum pertamanya adalah ulama besar Prof. Dr. Hamka dari Muhammadiyah.
Gus Irfan menekankan lima peran utama MUI bagi masyarakat, yaitu:
- Menyatukan Suara Umat Islam
MUI menjadi forum strategis dalam menyatukan pandangan umat Islam dari berbagai organisasi demi menjawab tantangan bangsa dan agama. - Memberikan Fatwa dan Bimbingan Keagamaan
MUI hadir memberikan tuntunan keagamaan melalui fatwa dan kajian sesuai dengan Al-Qur’an dan Sunnah. - Meningkatkan Peran Umat dalam Pembangunan Nasional
Di masa Orde Baru, MUI dijadikan mitra pemerintah untuk mendorong keterlibatan umat Islam dalam pembangunan. - Menjaga Kemurnian Ajaran Islam
Sebagai penjaga akidah dan syariah, MUI aktif menangkal penyimpangan ajaran yang menyesatkan. - Menjawab Kebutuhan Hukum Islam di Era Modern
MUI turut menjawab isu kontemporer seperti kehalalan produk, sistem keuangan syariah, vaksin, dan lainnya.
Mengapa Harus PKU?
Lebih lanjut, Gus Irfan menegaskan pentingnya PKU sebagai upaya sistematis untuk mencetak ulama yang bersatu dan tidak bergerak secara individual. “Tokoh agama jangan bergerak sendiri-sendiri. Ulama harus bersatu, guyub dan mau duduk bersama demi kemaslahatan umat,” tegasnya.
Beliau juga mengingatkan pentingnya mengikuti sawadul a’zham atau kelompok mayoritas umat Islam, yakni ahlussunnah wal jamaah, seperti NU dan Muhammadiyah. Ulama harus berperan sebagai:
- Syahidan (Hadir)
- Mubasyiron (Pemberi motivasi)
- Nadziron (Pemberi peringatan)
- Da’iyan (Mengajak kepada jalan Allah)
Tantangan Zaman dan Peran Kader PKU
Menghadapi era penuh fitnah dan ujian, Gus Irfan menyoroti bahwa penggerak perubahan sejati jumlahnya sedikit (aqollun), namun merekalah yang memiliki maqom (kedudukan) penting dalam perjuangan.
Tujuan utama PKU menurut beliau adalah:
- Menjadi Ulama yang Alim
Memiliki wawasan luas, multitalenta, dan mampu berpikir strategis. - Munazzim dan Muharrik
Ulama tidak hanya berilmu, tapi juga penggerak yang terstruktur dan memahami aturan organisasi.
Gus Irfan menekankan pentingnya rajin membaca, menulis, berdiskusi sebagai bagian dari ruh kader PKU, serta harus menjadi pribadi mu’tabaroh kuat mental, tahan banting, dan tidak mudah menyerah.
Empat Penjagaan Kader PKU
Sebagai penutup, beliau menyampaikan empat hal penting yang harus dijaga oleh setiap kader PKU:
- Menjaga Agama
Dari radikalisme, intoleransi, dan upaya adu domba yang memecah belah umat. - Menjaga Diri
Dari hal-hal yang haram, termasuk makanan yang belum bersertifikat halal. - Menjaga Keturunan
Menghadapi meningkatnya perceraian, judi online, dan hamil di luar nikah yang disebabkan oleh minimnya pendidikan dan ekonomi. - Menjaga Harta
Dari penipuan seperti investasi bodong, pinjol, dan lainnya. Harta harus dimanfaatkan untuk perjuangan di jalan Allah.
Penutup
Gus Irfan mengajak seluruh peserta untuk menjadi kader MUI yang aktif berperan di tengah masyarakat, menjembatani antara ulama dan umara, serta hadir sebagai solusi atas berbagai persoalan umat.
“Jangan jadi kader yang lemah dan cengeng. Jadilah kuat, berilmu, bergerak, dan selalu siap menjaga agama, umat, dan bangsa,” pungkasnya.
Penulis : Muhamad Fadhil Ismayana
Editor : Admin
- Ulumul Qur’an Bekal Wajib Kader Ulama dalam Berdakwah - 18 September 2025
- Wakaf sebagai Pilar Ekonomi Umat, Dr. H. Aripudin Paparkan Materi wakaf di PKU Angkatan ke-19 - 16 September 2025
- Membangun Kader Ulama Berkualitas, Gus Irfan Awaludin Tekankan Pentingnya PKU dan Peran Strategis MUI - 3 September 2025