Puisi Perlawanan

Awan punya cerita

Ku sebut dia, sang pembawa berita
Penyejuk hati yang memiliki banyak makna
Yang selalu menemani dimanapun berada
Terkadang menjatuhkan rintik kebahagian dari angkasa
Tak terbayang jika kamu tidak ada
Lalu pada siapa aku berteduh di kesunyian senja

Sang Pahlawan
Dia, bagaikan mentari yang selalu memancarkan cahaya
Setiap pagi selalu memberikan semangat kepada mereka
Membimbing dengan jerih payah keringatnya
Saat ini hanya sebentarku melihatnya
Di temani awan awan mendung yang sedang bercumbu dengan cuaca
Walau begitu, dia tetap pahlawan tanpa tanda jasa

Satu Hal Sakral
Sebut saja dia cinta yang lagi tak di mengerti
Dia datang lalu pergi
Dia singgah lalu menghilang tak kembali
Seolah acuh padahal tak peduli
Dalam pandangan dia, aku pundi masalahnya
Seakan akan aku tak bisa melakukan segalanya
Tapi mengapa? Mengapa aku tetap terus berusaha?
Sampai tuhan sebut usaha ku sia sia

Tidak pernah bersatu tapi saling menyatu
Api dan Air
Sumber kehidupan yang paradoksal
Namun melengkapi satu dan lainnya
Air menghilangkan dahaga
Api menyinari gelapnya semesta
Tidak bisa dipisahkan walau hanya satu waktu
Jika api menjadi apatis, kegelapan menjadi raja dunia
Jika air pergi menghilang, maka tumbuh dan kembang pun tidak ada
Mereka adalah dua yang tidak bisa bersatu

Latest posts by Sahabat Yudis (see all)

Komentar

  1. Yudis mantep bgt kalo nanti orasiin puisi, gatau mau komen apa yes, aku bukan anak sastra juga gak begitu menikmati puasi ya yuyur wkwkwk tapi akan sangat menunggu puisi yudis berikutnya, semoga gw bisa abaca puisi berikutnya dengan lebih mudah ngerti biar pesannya lngsung dapet xixixixi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.