Gambar 1: Sumber google
Saat ini banyak orang berbondong-bondong untuk menulis. Yang menjadi penyebab dari hal itu adalah kesadaran masyarakat bahwa ada banyak hal yang bisa kita pelajari dengan menulis, misalnya: mengungkapkan hal yang tidak bisa diungkapkan dalam ucap.
Kemudahan dalam menerbitkan tulisan juga menjadi penyebab utama. Saat ini tulisan-tulisan yang tidak perlu lolos berbagai tes atau misal melalui editor segala macam sudah tidak perlu. Kecuali di ranah professional.
Selain menulis di laman atau website, menulis keterangan foto atau unggahan di media sosialpun merupakan suatu bentuk dari menulis. Itulah menariknya.
Namun tidak dapat kita pungkiri bahwa masih ada berbgaia catatan dalam kepenulisan-kepenulisan itu. Mungkin itu adalah konsekuensi dari tidak adanya proses penyuntingan atau edit dengan editor yang mumpuni dna sebagainya.
Di sini penulis akan menyimpulkan dua kesalahan yang paling sering penulis temukan di tulisan-tulisan berbagai tempat. Yaitu:
- Penggunaan kata ‘di’
Kata ‘di’ sebagai kata imbuhan seringkali kita pakai dalam percakapan dan tulisan kita. Namun bagaimana kepenulisan ‘di’ yang benar? Kapan kata ‘di’ digabungkan ataupun dipisah?
Imbuhan ‘di’ digabungkan ketika ‘di’ menjadi awalan yang diikuti kata kerja. Contoh: Diketik, ditulis, dipertanggungjawabkan.
“Ayah sedang pergi ke pasar ditemani Insan.” BENAR
“Ayah sedang pergi ke pasar di temani Insan.” SALAH
“Okta bertemu Rizky ditaman.” SALAH
“Okta bertemu Rizky di taman.” BENAR
“Silvi, Popi, dan Reihana ditangkap Pulisi karena terkena jeratan UU ITE.” BENAR
“Silvi, Popi, dan Reihana di tangkap Pulisi karena terkena jeratan UU ITE.” SALAH
- Penggunaan huruf capital
- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat
- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan
- Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung
Dan lain sebagainya, karena memang ada banyak hal yang harus diawali dengan huruf capital. Namun dalam penulisan artikel populer, kesalahan in yang peling sering terlihat. Yaitu kesalahan huruf capital dan tidak capital di judul artikel.
Dikutip dari PEUBI, dinyatakan bahwa, “Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal.”
Jadi dalam judul artikel, semua awal huruf di tiap kata adalah huruf capital, kecuali kata tugas atau kata smabung seperti ‘ke, di, dari, dan yang’ dan sejenisnya.
Contoh:
“Begini Tips Bahagia untuk Para Jomblo!”
“Belajar Bahasa Inggris bagi Pemula.”
“Perjanjian Jual-Beli di Mata Hukum.”
“Tutorial Memakai Jilbab yang Kece.”
“Ada Apa dengan Cinta?”
“Dilan dan Milea.”
- RUU PKS Bukan Payung Hukum yang Berpihak pada Perempuan - 13 September 2021
- Perhatikan Kesalahan dalam Tanda Baca! - 13 September 2021
- Lima Bentuk Ketidakadilan Gender - 13 September 2021