Pondok pesantren adalah wadah pendidikan islami yang berfokus mendidik siswa-siswi menjadi seorang santri yang berakhlak mulia dan berkarakter islami. Prosesnya mengharuskan santri untuk tinggal 24 jam di lingkungan pesantren, termasuk tidur di asrama.
Kehadiran pondok pesantren modern menjawab tuntutan publik untuk menyeimbangkan ilmu dunia dan akhirat. Selain belajar ilmu keagamaan, para santri juga belajar sejumlah kompetensi lainnya, seperti bahasa. Strategi ini berhasil melahirkan sosok santri yang taat beragama sekaligus dan pintar dalam urusan dunia.
Ada adagium, “Orang-orang yang mengejar akhirat mustahil ketinggalan dunia, bahkan dunianya dilimpahkan oleh Allah lebih daripada orang-orang mendapatkannya”. Adagium itu benar adanya. Semisal, seorang anak yang sedang menuntut ilmu di pesantren menjadi penghafal Al-Qur’an, lalu Allah SWT melimpahkan rezeki dan kecerdasan otak. Hal itu memudahkah dirinya mendapatkan rezeki sekaligus mengajak keluarganya beribadah.
Pendidikan di pesantren juga sangat menekankan aspek adab. Adab menjadi materi pertama saat santri menginjak dunia pesantren, setelah itu baru diberikan ilmu. Mengapa seperti itu? Karena orang beradab sudah pasti berilmu, tetapi orang berilmu belum tentu beradab.
Adab juga membedakan karakter seorang manusia karena dari situlah kita dapat melihat perilaku dan tindakan seseorang. Tak sedikit orang yang berilmu dan berpengetahuan luas namun tak menerapkan ilmunya dalam dirinya sendiri. Mereka enggan berperilaku baik, bahkan menggunakan ilmu itu sebagai senjata untuk melakukan tindak kejahatan. Itu artinya dia tidak memiliki adab terhadap ilmunya sendiri.
Contoh lainnya, ada seseorang yang sedari kecil menimba ilmu belajar agar ia menggapai cita-citanya menjadi seorang anggota legislatif. Pada saat ia sudah menggapainya dengan ilmu-ilmu yang ia punya, alih-alih memperjuangkan aspirasi masyarakat, ia justru melakukan tindakan korupsi karena jabatan yang ia miliki. Naudzubillah tsumma naudzubillahi min dzalik.
Di pesantren ini diajarkan adab berhubungan dengan teman, kakak kelas, ustadz, ustadzah, kiyai, alam sekitar, bahkan adab saat kita menghadap Tuhan kita. Misalnya adab ketika sholat di anjurkan memakai pakaian yang rapih, bersih, sopan, menunaikannya pun harus dengan kekhusyu’an tidak boleh bergurau, dan lain sebagainya.
Santri memunyai adab yang istimewa sebagai bentuk penghormatan sekaligus mengejar keberkahan yang Allah melalui para guru dan kiai yang mendidik santri. Mereka mencium tangan saat salaman untuk menunjukkan adab mereka pada orang alim, mulia, atau dituakan. Juga santri selalu senantiasa mendengarkan nasihat-nasihat dari para guru dan kiai agar hidupnya tidak menyimpang dari jalan Allah SWT.
Inilah yang membedakan seorang santri dengan siswa biasa. Setinggi apapun ilmu yang dimiliki seorang manusia, jika tidak didahului dengan adab, tiada arti. Jadi tunggu apa lagi? Ayo Mondok!
- Jilbab sebagai media penutup aurat - 10 September 2021
- Pesan tersirat Muthola’ah yang berjudul الاسد والفار - 10 September 2021
- Say No to insecure berdasarkan Film Imperfect 2019 - 10 September 2021