“HAKIKAT MANUSIA”

Sumber Gambar: google.com

Hakikat manusia adalah makhluk rasional yang mampu berfikir dan mempergunakan ilmu untuk meningkatkan perkembangan dirinya, sebab manusia dilahirkan dengan potensi untuk menjadi baik dan buruk. Dengan begitu manusia dapat menghindarkan atau setidaknya mengontrol keburukan dan mewujudkan kebaikan. Manusia juga merupakan makhluk sosial yang berarti tidak dapat hidup sendiri. Sehingga manusia mau tak mau harus dapat hidup berkelompok dan menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar serta mengarahkan kehidupannya sendiri.

Selama proses pengembangan diri tersebut, manusia akan dihadapi dengan beberapa masalah dalam hidupnya, oleh karena itu dibutuhkan adanya bimbingan konseling terutama di perguruan tinggi. Perkembangan diri menjadi mahasiswa membutuhkan pengarahan dan nasihat karena adanya perbedaan yang mendasar saat menjadi siswa.

Belajar di perguruan tinggi memiliki karakteristik yang sangat berbeda dengan belajar disekolah. Karakteristik belajar di perguruan tinggi adalah kemandirian, baik dalam pelaksanaan kegiatan belajar dan pemilihan program belajar maupun dalam pengelolaan dirinya sebagai mahasiswa. Dalam usaha merealisasikan dirinya tersebut, perkembangannya tidak selalu lancar, banyak hambatan dan masalah yang mereka hadapi. Secara garis besar ada dua masalah yang sering di hadapi mahasiswa yakni masalah akademik dan pribadi. Masalah akademik yang di hadapi mahasiswa diantaranya kesulitan dalam mengatur waktu belajar, kesulitan dalam menyusun makalah, laporan dan tugas akhir, kurang motivasi dan semangat belajar. Dan masalah pribadi yang dihadapi seperti kesulitan biaya kuliah, kesulitan menyesuaikan diri dengan temannya, kesulitan menyesuaikan diri dengan masyarakat sekitar, kesulitan karena masalah masalah keluarga, kesulitan karena masalah pribadi.

 

 Hakikat Manusia

Apakah manusia itu?apakah beda manusia dan binatang? Hal-hal apakah secara hakiki yang menggerakan manusia sebagaimana adanya. Pertanyaan tersebut perlu dicari jawabannya dalam rangka mengetahui hakikat manusia.        Terdapat beberapa pandangan tentang manusia, antara lain pandangan psikoanalitik tradisional (dalam Hansen, Stevic dan Warner, 1977) menganggap bahwa manusia pada dasarnya digerakan oleh dorongan dari dalam dirinya yang bersifat instingtif. Tingkah laku individu ditentukan dan dikontrol oleh kekuatan psikologis yang sejak semula sudah ada pada diri individu itu. Freud mengemukakan bahwa struktur kepribadian individu terdiri dari tiga komponen, yaitu yang disebut id, ego, dan super ego. Id mendasari berbagai insting manusia yang mendasari perkembangannya. Dua insting yang paling penting ialah insting agresi. Insting-insting ini menggerakan manusia untuk hidup dalam dunianya dengan prinsip pemuasan diri. Kaum neo-analis mengakui adanya komponen id, ego ,dan super ego, namun lebihmenekankan pentingnya ego sebagai pusat kepribaian. Ego tidak dipandang sebagai fungsi pengarah perwujudan id saja, melainkan sebagai fungsi pokok yang bersifat rasional dan bertanggung jawab atas tungkah laku intelektual dan sosial individu.                                                                                             Selanjutnya pandangan Humanis (Rogers, 1961) mengemukakan bahwa pribadi individu merupakan proses yang terus berjalan, suatu kekuatan yang tidak statis. Artinya individu merupakan satu kesatuan potensi yang terus berubah. Manusia pada hakikatnya dalam proses menjadi –on becoming- tidak pernah selesai, tidak pernah sempurna. Sedangkan alder (1954) masih tergolong humanis, berpendapat bahwa manusia tidak semata-mata digerakkan oleh dorongan untuk memuaskan dirinya sendiri, namun sebaliknya, manusia digerakan dalam hidupnya sebagian oleh tanggung jawab sosial dan sebagian oleh kebutuhan untuk mencapai sesuatu. Selanjutnya Alder menyatakan bahwa individu melibatkan dirinya dalam usaha mewujudkan diri sendiri dalam membantu oranglain, dan dalam membuat dunia ini menjadi lebih baik untuk ditempati.

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa manusia, adalah:

  1. Pada dasarnya memiliki tenaga dalam yang menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan,
  2. Terdapat fungsi yang rasioanal, bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial,
  3. Mampu mengarahkan diri ke tujuan yang positif, mampu mengatur, dan mengontrol diri, dan menentukan nasibnya,
  4. Pada hakikatnya dalam proses berkembang dan tidak pernah selesai,
  5. Melibatkan diri untuk kepentingan dirinya, dan orang lain,
  6. Mempunyai potensi yang perwujudannya sering tak terduga, dan potensiitu terbatas.

 

 Dimensi- Dimensi Manusia Sebagai Makhluk Hidup

Hakikat kemanusiaan – berpikir- itulah yang semestinya menjadi haluan dalam bertindak. Sementara itu, sebagai sebuah upaya penelitian kegiatan ilmiah, usaha charles darwin tentu saja patut dipahami sebagai pematik penelitian-penelitian ilmiah setelahnya untuk terus menggali dan mencari kebenaran tentang manusia.melaluinya, sifat hakikat manusia dapat dilihat dari berbagai macam dimensi atau sudut pandang.dimensi tersebut melekat dan dinamis dalam diri manusia,saling berkelindan.dimensi-dimensi manusia yang selama ini dikenal, yaitu terdiri atas manusia sebagai makhluk individu, sosial, susila/bermoral, dan religius.

  • Dimensi manusia sebagai makhluk individu

Sebagai makhluk individual, manusia mengalami proses perkembangan kecakapan dalam bentuk sikap dan prilaku yang berlaku dalam masyarakatnya. Sering pula potensi-potensi individual manusia digolongkan menjadi dua, yaitu potensi rohani (pikir, cipta, rasa, karsa, dan budi nurani) dan jasmani (pancaindra dan keterampilan-keterampilan). Melalui proses sosial yang terjadi dalam pendidikan dan masyarakat, seseorang dipengaruhi oleh lingkungan yang terorganisasi, misalnya sekolah hingga mampu mencapai kecakapan sosial dan mengembangkan pribadinya.

  • Dimensi manusia sebagai makhluk sosial

Dimensi manusia sebagai makhluk sosial memperlihatkan, bahwa keadaannya saling terkait satu sama lain. Didalam dimensi ini terdapat proses sosial dan iteraksi sosial antarmanusia. Soekanto (2002: 60) menjelaskan bahwa proses sosial adalah pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama. Dinamika  proses sosial tersebut terjadi pada kelompok-kelompok sosial, kebudayaan, lembaga sosial, serta stratifikasi dan kekuasaan. Sementara itu, interksi sosial merupakan dasar proses sosial, pengertian mana menunjuk pada hubungan-hubungan sosial yang dinamis.

  • Dimensi manusia sebagai makhluk susila atau bermoral

Dimensi manusia sebagai makhluk susila atau bermoral berhubungan erat dengan social-institusion  (pranata sosial). Koentjaraningrat (1964: 113) menyebutkan bahwa pranata sosial adalah suatu sistem tata kelakuan dan hubungan yang berpusat kepada aktivitas-aktivitas untuk memenuhi kompleks-kompleks kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat. Pranata sosial ini melembaga di masyarakat yang di dalamnya berisi himpunan norma-norma segala tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok didalam kehidupan masyarakat (soekanto,2002: 198).

  • Dimensi manusia sebagai makhluk religius

Manusia sebagai makhluk religius menegaskan bahwa keberadaan manusia bukan sekadar bentuk yang bisa kita lihat. Manusia bukanlah sekadar raga,melainkan makhluk spiritual multidimensional yang bisa mengalami pengalaman fisik. Jenkins (2010: 170) mengingatkan bahwa ada hukum spiritual dan mental yang berlaku di dunia ini dan bahwa melalui hal tersebut, mereka bisa menciptakan pengalaman. Semakin kecil kemungkinan manusia menjadi korban keadaan. Mereka akan memiki kontrol lebih besar terhadap hidup mereka, perasaan menyatu dengan orang lain, dan rasa suka cita dalam hati. Mereka tidak akan mudah merasa cemas dan takut.  Ada penghambat utama dalam belajar dan bergembira. Ketakutan itu biasanya merupakan sesuatu yang keliru, tetapi terlihat begitu nyata. Semakin besar kesadaran manusia terhadap kebenaran, semakin kecil pengaruh kekeliruan yang meresap masuk kedalam kesadaran massal dan tampak begitu nyata. Selain itu, manusia akan semakin mampu memanfaatkan kebahagian energi kasih menjadi hak manusia.

 

Kesimpulan :

Sifat hakikat manusia dan segenap dimensinya hanya dimiliki oleh manusia dan tidak terdapat pada hewan.ciri-ciri yang khas tersebut membedakan secara prinsipil dunia hewan dan dunia manusia. Adanya sifat hakikat tersebut memberikan tempat kedudukan pada manusia sedemikian rupa sehingga derajatnya lebih tinggi daripada hewan dan sekaligus menguasai hewan.                                                                                                                                                    Sifat hakikat yang istimewa ialah manusia sebagai makhluk yang individu,manusia sebagai makhluk sosial,manusia sebagai makhluk susila atau bermoral,dan manusia sebagai makhluk religius.

Tentang Penulis

Sahabat Fadhil

Mahasiswa Hedonis yang Berjiwa Aktivis

Komentar

  1. Oh iya mau komen ini, kerasa loh bedanya penulisan padil dari yg mulai pertama sama yang sekrang sekarang, walau masih ada yg perlu diberesin/dibenerin lagi, sama sih kayak tulisna gua kwwkkwkk
    semangat yaaaaaa, ditungguu tulisna-tulisan lainnya 😀 kita belajar bares 😀

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.