Ki Hadjar Dewantara berkata : “Pendidikan yaitu tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Adapun maksudnya pendidikan yaitu: menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya”.
“Anak-anak hidup dan tumbuh sesuai kodratnya sendiri. Pendidik hanya dapat menuntun dan merawat tumbunya kodrat itu. Meskipun mengeyam pendidikan di tempat yang sama dan didik oleh guru yang sama, tentunya setiap murid punya jalannya sendiri-sendiri.
Tujuan Pendidikan Tri Rahayu :
- Hamemayu Hayuning Sarira (menjaga , memelihara diri)
- Hamemayu Hayuning Bongso ( menjaga , memelihara bangsa)
- Hamemayu Hayuning Bawono ( menjaga, memelihara alam)
Dasar Kerja Pendidik TRI LOKA ( semboyan pendidikan indonesia) :
- Ing Ngarsa Sung Tuldha (Berposisi di depan harus memberi contoh ,teladan baik)
- Ing Madya Mangun Karso (ditengah-tengah membangun kreatifitas)
- Tut Wuri Handayani (berarti mengikuti dari belakang dengan mempengaruhi, menguatkan , berdayakan)
Sistem Pendidikan : TRI MONG (Sistem Pamong)
- Momong : merawat dengan penuh kasih sayang, menanamkan kebiasaan-kebiasaaan yang baik
- Among : memberi contoh tentang baik dan buruk tanpa harus memaksa/ mengambil hak anak
- Ngemong : mengamati, merawat, menjaga agar anak mampu mengembangkan dirinya, bertaggung jawab , disiplin berdasarkan nilai- nilai yang dimilkinya berdasarkan kodratnya masing-masing.
Aktifitas Pendidikan : Tri Pusat Pendidikan
- Keluarga : mendidik budi pekerti dan perilaku sosial
- Perguruan : sebagai balai wiyata, usaha mencari dan memberikan ilmu pengetahuan disamping pendidikan intelek
- Pergerakan Pemuda : sebagai daerah merdekanya pemuda, untuk penguasaan diri, yang amat perlu buat pembentukan watak
Ranah Pendidikan : TRI NGA
- Ngerti (pemahamanya kognitifnya)
- Ngrasa (karakter afeksinya)
- Nglakoni (psikomotorik tindakan)
Metode Belajar – Mengajar : TRI NO
- Nonton (melihat, belajar mencermati)
- Niteni (meng-ingat-ingat)
- Niroke ( menirukan)
Kodrat Anak & Peralatan Pendidikan
- Masa Kanak-kanak (1-7 tahun) : memberi contoh, pembiasaan
- Masa pertumbuhan jiwa & pikiran (7-14 tahun) : pengajaran, perintah-paksaan- hukuman
- Masa terbentuk budi pekerti & kesadaran sosial (14-21 tahun): laku (pendidikan realitas, pengalaman lahir batin (nglakoni , ngerasa)
PENDIDIKAN MENUJU KESEMPURNAAN HIDUP
- Segala alat, usaha dan cara pendidikan harus sesuai dengan kodratnya keadaan
- Kodratnya keadaan itu tersimpan dalam adat istiadat setiap rakyat, yang oleh karenanya bergolong-golong merupakan kesatuan dengan sifat perikehidupan sendiri-sendiri, sifat-sifat mana terjadi dari bercampurnya semua usaha dan daya untuk mencapai hidup tertib dan damai
- Adat istiadat, sebagai peri kehidupan atau sifat percampuran usaha dan daya upaya akan hidup tertib damai itu.tidak luput dari jaman dan tempat oleh karena itu tidak tetap, senantiasa berubah.
- Akan mengetahui garis hidup yang tetap dari sesuatu bangsa perlulah kita mempelajari jaman yang telah lalu, mengetalui tentang menjelmnanya jaman itu kedalam jaman sekarang dan menyelami jaman yang berlaku ini: barulah kita dapat membayangkan jaman yang akan datang.
- Pengaruh baru diperoleh karena bercampurgaulnya bangsa yang satu dengar yang lain, percampurain 11.a1a sekarang ini mudah sekali terjadi, disebabkan oleh adanya hubungan modern. Haruslah kita waspada dalam memilih mana yang baik untuk menambalı kemuliaan hidup kita dan mana yang akan merugikan, dengan selalu mengingat bahwa semua kemajuan dalam lapangan ilmu pengetahuan serta segala perikehidupan itulah kemurahan Tuhan untuk segenap manusia diseluruh dunia, sekalipun masing-masing
hidup menurut garisnya sendiri-sendiri yang tetap.
PENDIDIKAN KERAKYATAN 1
- Mendidik anak merupakan bagian dari mendidik rakyat.
- Rakyat yang kuat akan melakukan segala daya upaya untuk membuat negeri ini makmur.
- Pendidikan harus membuat anak mencintai bangsanya, membuat mereka menjadi sosok-sosok yang memiliki rasa kemanusiaan.
- Dasar Pendidikan rakyat: Pertama, pengajaran rakyat harus bersemangat keluhuran budi manusia. Kedua, pengajaran rakyat harus mendidik ke arah kecerdasan budi pekerti, membangun karakter. Ketiga, pengajaran rakyat harus mendidik ke arah kekeluargaan.
PENDIDIKAN KERAKYATAN 2
- Jangan sampai sekolah menjauhkan anak-anak dari keluarga dan rakyatnya.
- Pendidikan harus membangun budi pekerti dan budi kesosialan.
- Rutinitas sekolah yang penuh dengan tuntutan dan capaian akademik seringkali membuat anak-anak terpisah dari realitas kesehariannya. la tak akrab dengan lingkungan keseharian dan tidak peka dengan kegelisahan-kegelisahan yang ada di masyarakat.
- Pendidikan, harus sesuai dengan hidup dan penghidupan rakyat,
tidak boleh mencerabut anak dari budayanya dari realitas
kesehariannya.
PENDIDIKAN BARAT
“Bagaimanakah Pendidikan secara Barat itu? Akan dasar-dasarnya saja, disitulah sudah terdapat hal-hal yang ganjil. Adapun dasar- dasarnya Pendidikan Barat itu, yakni: regering, tucht dan orde (perintah, hukuman dan ketertiban). Terutama dalam prakteknya maka didikan yang sedemikian itu lalu berlaku sebagai perkosaan atas kehidupan batin anak-anak. Apa yang jadi buahnya? Anak-anak rusak budi pekertinya, disebabkan selalu hidup dibawah paksaan
dan hukuman, yang biasanya tiada setimpal dengan kesalahannya. Kalau menjadi orang tua, ia tiada akan dapat bekerja kalau tiada dipaksa kalau tidak ada perintah. Kalau kita meniru saja cara yang semacam itu, tiadalah kita akan bisa membentuk orang yang punya kepribadian.
KRITIK PENDIDIKAN BARAT
Sistem Pendidikan dan pengajaran secara Eropa itu sangat mengabaikan kecerdasan budi pekerti, hingga
menimbulkan penyakit ‘intelektualisme’, yakni mendewa-dewakan angan-angan .Semangat mendewa-dewakan angan-angan itu menimbulkan “kemurkaan-diri’ dan “kemurkaan-benda’ Kemurkaan-diri dan kemurkaan-benda, atau individualisme’ dan “materialisme’ itulah yang menyebabkan hancurnya ketentraman dan kedamaian di
dalam hidupnya masyarakat.
PENDIDIKAN, BAHASA & KEBANGSAAN
“Dan sesungguhnya, Bahasa sebagai alat pengajaran, tiada kecil pengaruhnya terhadap Pendidikan. Anak yang sejak kecil selalu dibiasakan pada Bahasa asing dan dijauhkan dari bahasanya sendiri, ia akan kehilangan perhubungan batin dengan orang-orang tuanya sendiri, dan kelak di kemudian hari ia juga akan terasing perasaannya terhadap bangsanya sendiri. Bukti tidak perlu jauh-jauh dicari. Kalau ada anak muda yang lalu sombong, sampai berani melukai perasaan orang tuanya maupun bangsanya, itulah buah pengajaran dan Pendidikan yang tidak berdasarkan kebangsaan. Mereka tiada lagi menjadi anak bangsa kita, pun ia tidak bias dapat sifat-sifatnya bangsā asing yang tulen. Cuma copy nya asing. Dan inilah hal yang sangat onnatuurlijk (tidak wajar). Pendidikan kita harus dan hendak memberi perasaan penuh terhadap
kepada kebangsaan
SISTEM PONDOK DAN ASRAMA
“Mulai jaman dahulu hingga sekarang kita mempunyai rumah pengajaranyang juga menjadi rumah Pendidikan, yaitu kalau sekarang ‘pondok pesantren’, kalua jaman Kabudan dinamakan pawiyatan’ atau asrama’. Adapun sifatnya pesantren atau pondok dan asrama yaitu rumahnya kyai guru (Ki Hajar), yang dipakai buat pondokan santri-santri (santrik-cantrik) dan buat rumah pengajaran juga. Disitu karena guru dan murid tiap-tiap hari, siang malam berkumpul jadi satu, maka pengajaran dengan sendiri selalu berhubungan dengan Pendidikan”
TINGKATAN PARA PENUNTUT ILMU
Indung-indung_tingkatan Taman Anak
Ulu guntung (ubon-ubon [pr])_tingkatan Taman Muda
Cekel (dunyik [prl)_tingkatan Taman Dewasa
Cantrik (mentrik [pr])_tingkatan Taman Guru
MManguyu (sontrang [pr])_tingkatan Guru Muda
Jejanggan (bidang [pr])_tingkatan Guru
Hajar/pendita (dwijawara pengajar, wiku [semedi
Begawan [bekas raja], resi asal dari asing])
- Mulai dulu kita mempunyai system pengajaran
- Sistem pengajaran itu bersifat pengajaran agama, ilmu dan pengetahuan dunia (kebatinan dan social
- Pengajaran yang rendah sekali sehingga yang tertinggi dihubüngkan tertib jadi satu dalam pawiyatan.
- Pawiyatan atau asrama itu rumah kedudukannya sang pandita dengan muridnya dan guru-guru
lainnya - Tiap-tiap murid dari tingkat yang di atas juga menjadi pengajarnya murid-murid dari tingkat yang di bawahnya.
- Murid-murid atau pengajar itu ada laki-laki dan ada perempuan.
AZAZ TAMAN SISWA
- Mengatur diri sendiri
- Kemerdekaan batin, pikiran dan tenaga bagi anak-anak
- Kebudayaan sendiri4.
- Pendidikan yang merakyat
- Percaya dan bersandar pada kekuatan sendiri
- Membelanjai diri sendiri
- Ketulusan dan kesucian hati untuk dekat dengan anak.
FATWA AKAN SENDI HIDUP MERDEKA
- Lawan sastra ngesti mulya “dengan pengetahuan menuju kemuliaan”.
- Sastra Herjendrajuningrat Pangruwating Diyu ( yang luhur akan menyelamatkan dunia serta melenyapkan kebiadaban
- Suci tata ngesti tunggal, “dengan kesucian batin, tertib lahta menuju kesempurnaan”.
- Hak diri untuk menuntut salam dan bahagia
- Salam bahagia diri tak boleh menyalahi damaimya masyarakat
- Kodrat alam penunjuk untuk hidup sempurna .
- Alam hidup manusia adalah alam hidup berbulatan
- Dengan bebas dari segala ikatan dan suci hati berhambalah ita kepada sang anak
- Tetep-mantep-antep
- Ngandel-kendel-bandel–kandel
- Neng-ning-nung-nang (neng meneng, tenteram lahir batin), bening, jernih pikiran kita, mudah membedakan mana yang benac mana yang salah), (nung hanung, kuat sentosa, kokoh lahir dan batin nt mencapai cita-cita), (nang=menang, mendapat wewenang berhak kuasa atas usaha kita)
Setiap orang menjadi guru, setiap
rumah menjadi sekolah. endidikan
tak berhenti di bangunan sekolah
saja, tapi juga di rumah, di jalan,
dan dimana-mana.
“Kalau suatu ketika ada orang meminta
pendapatmu.apakah Ki Hadjar itu
seorang nasionalis, radikalis. sosialis.
demokrat, humanis, ataukah
tradisionalis. maka katakanlah bahwa
aku hanyalah orang Indonesia biasa
saja yang bekerja untuk bangsa
Indonesia dengan cara Indonesia.”
adjar Dewantara, dua bulan sebelum
meninggal pada 29 April 1959