Sumber gambar : Google.com
Sekilas biografi Benjamin Samuel Bloom
Contributions:
1. Classification of Educational Objectives (Taksonomi Bloom)
2. Theory of Mastery-Learning
Kata Bloom : “Kita perlu lebih jelas tentang apa yang kita tahu dan apa yang kita tidak tahu, sehingga kita tidak terlalu dibingungkan oleh keduanya. Kalau aku boleh memiliki satu harapan untuk pendidikan itu adalah penataan yang sistematis terhadap pengetahuan dasar kita sehingga apa yang kita anggap kebenaran bisa
dijalankan, sementara apa yg sifatnya takhayul, iseng dan mitos dipandang sebagaimana adanya dan hanya digunakan saat tidak ada lagi yang mendukung kita dalam frustasi dan putus asa.
sebagian praktisi pendidikan menyatakan blomm masuk ke aliran humanistik & behavioristik.
- Aliran humanistik : belajar adalah upaya membentuk manusia yang ideal, manusia yang dicita-citakan yaitu manuisa yang mencapai aktualisasi diri. Untuk itu perlu diperhatikan bagaimana perkembangan peserta didik dalam mengaktualisasikan dirinya, pemahaman diri serta realisasi diri.
- Aliran behavioristik : belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat adanya antara interaksi stimulus dan respon. Perubahan perilaku seseorang yang dapat diamati, diukur dan dapat dinilai secara kongkret. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dapat menunjukkan perubahan perilakunya
KEGELISAHAN BLOOM
- Bermula ketika awal tahun 1950-an, dalam Konferensi VALORA Asosiasi Psikologi Amerika, Bloom dkk, mengemukakan bahwa dari evaluasi hasil belajar yang banyak disusun di sekolah, ternyata persentase terbanyak butir soal yang diajukan hanya meminta siswa untuk mengutarakan hapalan mereka.
- enurut Bloom, hapalan merupakan tingkat terendah dalam B.S.BLOON kemampuan berpikir (thinking behaviors). Masih banyak level lain yang lebih tinggi yangg harus dicapai agar proses
pembelajaran dapat menghasilkan siswa yang kompeten dibidangnya.
Taksonomi Bloom
- Taksonomi berasal dari bahasa Yunani tassein berarti untuk mengklasifikasi & nomos yg berarti aturan
Taksonomi berarti klasifikasi berhirarkhi dari sesuatu atau prinsip yang mendasari klasifikasi,
misalnya:
Taksonomi klasik: Aristoteles
Taksonomi Biologi: Charles Darwin. - Taksonomi Bloom dibuat untuk tujuan pendidikan. Dalam hal ini tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain (ranah, kawasan) dan setiap domain tersebut dibagi kembali ke dalam pembagian yg lebih rinci berdasarkan hirarkinya.
PILAR PENDIDIKAN HOLISTIK
- Head [kognitif], Heart [afektif], dan Hand [psikomotorik]
- Ketiga elemen ini merupakan siklus yang saling terkait satu sama lain dalam fungsinya masing-masing.
- Otak berfungsi untuk terus berpikir, berhubungan dengan koginis. Pada sudut otak termuat milyaran sel kiri dan kanan, yang menjadi kubangan multi intelegensia manusia.
- Hati berfungsi berfungsi untuk merasa dan melaksanakan tugas afeksi, mendorong perilaku manusia melalui rasa yg mendalam dan bermuara pada sikap (attitude).
- Hand berfungsi untuk melaksanakan tugas atas perintah otak yang dihayati oleh hati.
PILAR UNESCO
- Learning to know
- Learning to do
- Learning to be
- Learning to live together
- Tiga level pertama (terbawah) merupakan Lower Order Thinking Skill, sedangkan tiga
level berikutnya Higher Order Thinking Skill. - Namun demikian pembuatan level ini bukan berarti bahwa lower level tidak penting. Justru lower order thinking skill ini harus dilalui dulu untuk naik ke tingkat beriktunya.
- Skema ini hanya menunjukkan bahwa semakn tinggi semakin sulit kemampuan berpikirnya.
RANAN KOGNITIF- KNOWLADGE/PENGETAMJAN
- PENGETAHUAN : Kemampuan menyebutkan atau menjelaskan kembali
- PEMAHAMAN : Kemampuan memahami instruksi/masalah, menginterpretasian dan menyatakan kembali dengan kata-kata sendiri.
- PENERAPAN : Kemampuan menggunakan konsep dalam praktek atau situasi baru
- ANALISIS : Kemampuan memisahkan konsep ke dalam beberapa bagian untuk memperoleh pemahaman yg lebih luas atas dampak komponen komponen thd konsep tersebut secara utuh.
- SINTESIS : Kemampuan merangkai atau menyusun kembali komponen- komponen dalam rangka menciptakan arti/pemahaman/struktur baru
- EVALUASI : Kemampuan mengevaluasi dan menilai sesuatu berdasarkan norma, aturan atau kriteria.
Sumber gambar : Google.com
RANAH AFEKTIF ATITUDE, SIKAP
- PENERIMAAN : Kemampuan untuk menunjukkan atensi dan penghargaan terhadap orang lain
- RESPONSIF : Kemampuan berpartisipasi aktif dan selalu termotivasi untuk segera beraksi dan mengambil tindakan atas suatu kejadian
- PENGHARGAAN : Kemampuan menunjukkan nilai yang dianut untuk membedakan mana yg baik dan kurang baik terhadap suatu kejadian/objek, dan nilai tersebut diekspresikan dalam perilaku.
- ORGANISASI : Kemampuan membentuk sistem nilai dan budaya organisasi dengan mengharmonisasikan perbedaan nilai.
- KARAKTERISASI : Kemampuan mengendalikan perilaku berdasarkan nilai yang dianut dan memperbaiki hubungan interpersonal, interpersonal dan sosial.
RANAH PSKOMOTORIK- KETRAMPLAN (SLLS)
- PERSEPSI : Kemampuan menggunakan saraf sensorl dalam menginterpretasikan nya dalam memperkirakan sesuatu
- KESIAPAN: Kemampuan untuk mempersiapkan diri, baik mental, fisik, dan emosi,
dalam menghadapi sesuatu. - REAKSI YANG DIARAHKAN : Kemampuan untuk memulai ketrampilan yang kompleks dengan bantuan
bimbingan dengan meniru dan uji coba. - MEKANISME : Kemampuan untuk membiasan gerakan-gerakan yang telah dipelajari sehingga terampil dg meyakinkan dan cakap. Seperti Mengoperasikan, membangun, memasang, membongkar, memperbaiki,
- REAKSI KOMPLEKS : Kemampuan untuk melakukan gerakan motoris yg terampil yg di dalamnya terdiri dari pola-pola gerakan yng kompleks
- ADAPTASI/PENYESUAIAN : Kemampuan mengembangkan keahlian dan memodifikasi pola sesuai dg
yang dibutuhkan. - KREATIFITAS : Kemampuan untuk menciptakan pola baru yang sesuai dengan kondisi/situasi tertentu dan juga kemampuan mengatasi masalah dengan mengeksplorasi kreativitas diri.
Tujuan Taksonomi Bloom
- Membantu merumuskan lujuan dari pembelajara
- Membantu mempersiapkan dan merancang pembelajaran dengan larget yang jelas, sesuai dengan kapasitas dan kemampuan peserta didiknya
- Membantu seseorang memahami posisi dan porsi serta proporsi pembelajaran yang harus dijalankan
- Membantu seseorang untuk mengevaluasi serta menilai kemampuan dan kapasitasnya dalam dunia ilmu
pengelahuan.
Kritik
- Tidak semua selalu harus melewati tahap yang berurutan. Proses pembelajaran dapat dimulai dari tahap mana saja tergantung kreasi tiap orang. Namun demikian, memang diakui bahwa pentahapan itu sebenarnya cocok untuk proses pembelajaran yang terintegrasi.
- Kritik lain mengatakan bahwa higher level (mengana lisa, mengevaluasi& mencipta) sebenarnya bersifat setara
- Sintesis harusnya lebih tinggi dari evaluasi
- Dalam hal tertentu lebih melihat aplikasi-aplikasi dulu sebelum melihat konsep-konsep (problem based learning)
- Terlalu fokus kepada metode belajar, melupakan motivasi belajar.
- Terlalu fokus pada individual learning, melupakan pentingnya social learning
Mastery Learning
- Filosofi pembelajaran yang berdasar pada anggapan bahwa semua siswa dapat belajar bila diberi waktu yang cukup dan kesempatan belajar yang memadai.
- Siswa tidak berindah ke tujuan belajar selanjutnya bila ia belum menunjukkar kecakapan dalam materi sebelumnya
- Suatu sistem pengajaran yang berupaya memungkinkan semua siswa mencapai tujuan pembelajaran dengan waktu pembelajaran yang berbeda jika dibutuhkan.
- Siswa yang tidak menyelesaikan suatu topik dengan memuaskan diberi pembelajaran tambahan sampai mereka berhasil.
Siswa yang menguasai topik tersebut lebih cepat akan dilibatkan dalam kegiatan pengayaan sampai semua
siswa di kelas tersebut bisa melanjutkan ke topik lainnya bersama-sama.
DASAR MASTERY LEARNING
- John B. Carrol (1963) “Model of School Learning”
- Bakat siswa tidak diramal hanya pada tingkat di mana dia belajar dalam suatu waktu yang diberikan, tetapi juga menyangkut banyaknya waktu yang dia perlukan untuk belajar pada tingkat tersebut. Bakat atau pembawaan bukanlah kecerdasan alamiah, melainkan jumlah waktu yang diperelukan oleh siswa untuk menguasai suatu materi pelajaran tertentu.
- Penentu bakat: waktu belajar, ketekunan, kualitas pembelajarannya
ASUMSI MASTERY LEARNING
- Semua individu dapat belajar.
- Orang belajar dg cara dan kecepatan yang berbeda.
- Dalam kondisi belajar yang memadai, dampak dari perbedaan individu hampir tidak ada.
- Kesalah belajar yang tidak dikoreksi menjadi sumber utama kesulitan belajar.
STRATEGI MASTERY LEARNNG
- Memberikan siswa perbedaan jumlah waktu untuk mencapai tujuan bahan ajar.
- Memberikan penambanan waktu atau remedial untuk siswa yng belum menyelesaikan bahan ajar dg cepat
- Mengatur satuan kerikuluim yang berbeda, yang mana masing- masing siswa dapat diajarkan dievaluasi secara terpisah dari siswa lain
TIPS : Grup based Mastery Learning siswa bekerja secara kelompok saling membantu memberi reward pada setiap anggota kelompok apabila seluruh anggota kelompok mencapai skor tertentu dalam suatu tes
Refrensi :
- Wikipedia biografi Benjamin S Bloom
- Buku Taksonomi Bloom
- Ngaji Filsafat Dr Fahruddin Faiz